Menurut Spranger, dikutip oleh Sunaryo Kartadinata 1988, nilai merupakan suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Jadi, nilai itu merupakan hal-hal berikut ini. 1. Sesuatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya. 2. Produk sosial yang diterima sebagai milik bersama dengan kelompoknya. 3. Standar konseptual yang relatif stabil yang membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka memenuhi kebutuhan psikologisnya. Nilai kristiani adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh setiap orang Kristen untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan hidupnya berdasarkan ajaran Yesus Kristus. Tiap orang Kristen sejak dibaptis hingga dewasa sudah berjanji untuk hidup sebagai pengikut Yesus. Kita semua ingin hidup sebagai orang beriman artinya mengikuti semua ajaran-Nya, menerapkan nilai-nilai kehidupan berdasarkan ajaran Yesus. Namun, meskipun kamu sudah berjanji dan bertekad untuk mewujudkannya sering kali kamu gagal. Mengapa? Ada masyarakat di sekitarmu yang mengajarkan nilai-nilai yang bertentangan namun lebih mudah untuk diwujudkan. Misalnya konsumerisme artinya mengkonsumsi semua yang lagi “mode” atau digandrungi remaja meskipun kamu tidak benar-benar televisi yang mempromosikan berbagai nilai kehidupan yang nampaknya modern dan disukai semua orang ditambah lagi iklan-iklan TV yang menawarkan banyak nilai-nilai baru. Serta berbagai games yang berisi permainan kekerasan. Kamu bahkan rela tidak jajan asalkan dapat mengumpulkan uang untuk membeli game yang sedang jadi pembicaraan di kalangan remaja. Di kota-kota kecil sekalipun, warung internet dan tempat-tempat play station dipenuhi anak-anak dan remaja seusiamu. Akibatnya banyak anak dan remaja lupa waktu dan menghabiskan uangnya untuk membeli alat permainan maupun membayar di warung internet. Semua kenyataan ini turut memengaruhi pembentukan nilai-nilai dalam dirimu sebagai remaja. Waktu kamu banyak dihabiskan untuk permainan, untuk bersama teman, untuk nonton VCD, dan TV. Hampir tidak ada waktu untuk merenung dan bereleksi seperti penulis renungan di bawah ini yang meminta Tuhan menunjukkan arah baginya terutama dalam membentuk nilai-nilai kehidupan. Yesus Penolongku Yesus adalah Air hidup ku di dunia yang penuh kehausan Kemanusiaan adalah keniscayaan Tapi aku melihat awan putih dan biru berarak perlahan Semuanya perlahan, bergerak mengitari langit Bagai pancuran yang mengalir dalam kekosongan Bergerak terus seperti kehidupan ini Aku ragu apakah aku mampu menjalani hidupku Tapi Engkau, Yesus selalu ada untukku Mendorong dan menguatkanku, aku tahu, itu Engkau Yesus Yang selalu membimbing dan mendorongku menjalani hidup Sangat membahagiakan, ketika aku tahu Yesus peduli pada ku Bahkan ketika teman-teman ku ingin membawa ku ke dalam pencobaan Aku tahu, Engkau Yesus ada di sana dan menolong membebaskanku Dan untuk itu, aku berterima kasih. Bacalah releksi tersebut dan jawablah pertanyaan ini! 1. Apakah pergumulan hidup si penulis? -2. Nilai-nilai apakah yang dimilikinya dan mengapa ia memilih nilai itu? - Bandinglkan jawaban kamu dengan praktik hidup remaja pada masa kini remaja yang aktif memainkan “games”, facebook, twitter, line, whats app dan berbagai media sosial lainnya. Bahkan bukan hanya remaja namun manusia pada segala usia, mereka cenderung membuka semua kehidupan pribadi di media sosial. Ketika marah pada seseorang, akan diumumkan di media sosial, menyindir, menggunakan kata-kata kasar telah mewarnai media sosial. Padahal media sosial seharusnya dipakai sebagai alat komunikasi dan informasi yang positif dan menolong manusia untuk menjadi lebih baik dan beradab. Ada beberapa tayangan TV dan Koran yang menceritakan bagaimana anak-anak dan remaja serta kaum muda mengalami kekerasan dan menjadi korban penipuan lewat media sosial. Mereka mengenal orang hanya melalui media sosial dan mempercayainya, akibatnya mereka dilecehkan dan menjadi korban seksual. Banyak orang yang memasang foto dan status palsu itu sebabnya media sosial disebut dunia maya, banyak juga remaja yang menuntut orang tuanya untuk membelikan HP dan gadget terbaru, ia malu jika menggunakan alat-alat komunikasi yang bukan model terbaru. Padahal yang namanya alat-alat komunikasi, sesuai dengan namanya adalah untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Jadi alat komunikasi bukan merupakan alat yang harus dibanggakan dan menentukan harga diri seseorang. Tanpa alat-alat itupun manusia berharga sebagai makluk mulia ciptaan Allah. Jadi, kamu dapat mengatakan dalam hati mu “saya berharga di mata Allah dan sesama karena saya makhluk mulia ciptaan-Nya”. Kegiatan 1 Tuliskan secara singkat releksi tentang bagaimana kamu melihat Misalnya, pada waktu masih kecil kamu masih sangat egois, barang-barang milikmu tidak ingin kamu bagi dengan orang lain, kamu benar-benar belum memahami nilai-nilai kehidupan sosial. Namun, semakin luas pergaulanmu di sekolah, rumah dan di Sekolah Minggu kamu mulai belajar apa artinya “berbagi” dengan teman dan sesama. Kamu dapat bertanya pada gurumu jika kamu masih belum mengerti. Kegiatan 2 Ada beberapa sikap yang dapat dijadikan nilai-nilai kehidupan dalam dirimu. Berikut ada beberapa sikap yang tertulis di sini. Kamu dapat memberikan pilihanmu Ya atau Tidak dan skor jawabanmu akan menunjukkan nilai-nilai apa yang kamu miliki. Saya lebih suka menerima bantuan dari orang lain daripada menolong walaupun saya mampu Ya/Tidak Saya lebih suka bergosip dan bercerita daripada mendengarkan guru yang sedang mengajar Ya/Tidak Saya lebih suka berpura-pura daripada berterus terang Ya/Tidak Saya lebih suka menghasut teman yang berkonlik daripada mendamaikan Ya/Tidak Saya hanya mau berteman dengan orang yang sama status sosialnya dengan saya Ya/Tidak Saya lebih suka bermain daripada belajar Saya lebih suka mengganggu teman di kelas daripada belajar dengannya Ya/Tidak Saya lebih suka bolos daripada masuk sekolah Ya/Tidak Saya lebih suka berbohong daripada jujur Ya/Tidak Semua pilihan yang kamu buat terhadap beberapa sikap yang disajikan ini, nilailah dirimu sendiri, jika jawabanmu paling banyak Ya maka kamu harus memeriksa dirimu, kamu kurang menghayati dan membentuk pilihan yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai kristiani. Tepatnya kamu harus memperbaiki dirimu. Jika jawabanmu sama banyak antara Ya dan Tidak, maka kamu juga harus memperbaiki dirimu dan membentuk sikap-sikap positif dalam dirimu yang menjadi penopang pembentukan nilai kristiani dalam dirimu. Jika jawabanmu lebih banyak Tidak, maka kamu sedang menjadikan nilai- nilai kristiani sebagai pedoman hidupmu. Tentu saja penilaian ini tidak serta merta menjadi ukuran bahwa kamu remaja yang buruk. Kamu sedang bertumbuh dan membutuhkan bimbingan. Dalam dirimu ada banyak potensi dan kebaikan, karena itu kamu perlu belajar dan terus memperbaiki diri supaya menjadi anak yang baik dan patut ditiru atau dijadikan teladan dan panutan bagi teman-temanmu. Kamu semua dapat menjadi teladan satu terhadap yang lain. Kegiatan 3 Belajar dari Alkitab Bagi dalam dua kelompok besar kemudian baca bagian Alkitab yang ditugaskan padamu! Kelompok A membaca Injil Matius 53-10. Kelompok B membaca Kitab Galatia 522-26. Temukanlah nilai-nilai apa yang diajarkan oleh Yesus untuk dijadikan sebagai pegangan hidup bagi orang Kristen. Setelah itu, presentasikan temuan kelompokmu untuk dibahas bersama-sama! C. Nilai Kristiani Menjadi Pegangan Hidup
Setelahdia lepas dari ketergantungan, barulah dibimbing secara lebih intensif tentang duduk permasalahannya. Dari jenis obat yang dia gunakan, kita bisa mengetahui apa yang sedang menjadi pergumulan hidupnya. Misalnya, orang yang menggunakan kokain kemungkinan besar mempunyai hidup yang begitu menjenuhkan, tidak ada lagi semangat
Semua orang, apapun statusnya tidak terlepas dari pergumulan. Mulai dari pergumulan yang kecil atau ringan sampai pergumulan yang besar atau berat. Entah pergumulan tentang keluarga, pasangan hidup, pekerjaan, ekonomi, kesehatan, relasi dengan sesama dan lain sebagainya. Adakalanya pergumulan itu bisa kita atasi tetapi tidak sedikit juga membuat kita berada pada situasi yang seolah-olah tidak ada jalan keluar. Hal demikian juga dialami oleh orang-orang berimana di dalam Alkitab, salah satunya adalah Elia 1 Raj. 199-18. Elia adalah seorang nabi yang dipakai Tuhan luar biasa, yaitu melawan para nabi Baal. Dia melayani Tuhan, namun ia merasakan juga yang namanya tekanan hidup. Walau, mungkin pergumulan yang dia hadapi adalah berbeda dengan apa yang kita alami, namun pergumulannya bukan pergumulan yang ringan, melainkan pergumulan yang berat. Ia bahkan ingin mati, sebagaimana ia berkata, "Cukuplah itu! Sekarang ya Tuhan, ambillah nyawaku.." 1 Raj. 194. Ini berarti pergumulan nabi Elia sangat berat. Dari sepenggal kisah Elia ini mungkin membuat kita bertanya apakah Tuhan meninggalkan Elia? Apakah Tuhan tidak mengasihi Elia? Tentu jawabannya “Tidak”. Tuhan tidak meninggalkan Elia dan kasih Tuhan tetap ada untuk Elia. Demikian halnya dengan kita, sebesar apapun pergumulan yang kita hadapi percayalah Tuhan selalu menyertai dan kasih-Nya menaungi kita. Mungkin orang-orang disekitar kita mulai meninggalkan kita namun satu hal yang perlu dan tetap kita ingat bahwa Tuhan perduli kepada kita. Dia tidak pernah jauh dari kita bahkan Dia berjanji akan memberikan kelegaan kepada setiap kita yang letih lesu dan berbeban berat Matius 1128. Hal berikut yang perlu kita ingat dan sadari ketika kita menghadapi dan mengalami pergumulan yang berat adalah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi- Nya. Itulah yang disampaikan oleh rasul Paulus dalam tulisannya kepada orang percaya di Roma Rm. 828. Memperhatikan kembali kisah Elia, yang berjuang melawan para nabi Baal dan membuat diri Elia merasa tertekan hidupnya. Namun kalau kita memperhatikan dari dampak yang dilakukan oleh Elia adalah bahwa Allah ingin melakukan sesuatu yang baik bagi umat-Nya dan juga bagi Elia. Melalui hidupnya yang merasa tertekan, Allah menyatakan diri kepada Elia sehingga ia semakin mengenal Allah yang memelihara dan memberikan kekuatan kepadanya. Begitu pula dengan kita, bahwa kita percaya Tuhan tidak pernah salah dalam rancangan-Nya. Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi- Nya. Selanjutnya, ketika pergumulan itu tak kunjung usai, arahkan seluruh hidup kita untuk melihat segala kebaikan Allah yang telah memelihara kehidupan kita. Kita perlu membuka mata rohani kita untuk melihat kehadiran Tuhan. Kalau kita mau jujur, sebetulnya apa yang kita zoom ketika sedang menghadapi pergumulan? Bukankah kita cenderung meng-zoom kesulitan yang kita hadapi ketimbang meng-zoom akan kasih dan kebaikan Allah yang telah dinyatakan kepada kita dalam diri Tuhan Yesus, yang telah menyerahkan nyawa-Nya mati di kayu salib karena kasih kepada kita. Dalam nyanyian pengajarannya, bani Korah berkata, mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan gelisah dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku Mzm. 426. Kiranya Tuhan menolong kita dalam menjalani kehidupan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Tuhan memberkati.
NOTEs SESSION 2 20 Materi Pembinaan Pemberitaan Firman – Klasis GKP Wilayah Bogor, 12 Mei 2012. 21. Daftar Pustaka Gerry Atje, Khotbah: Bukan Sekedar Menceritakan Kembali Kisah – Suatu Tinjauan Atas Isi dan Cara Penyampaian Khotbah di Gereja Kristen Pasundan (Jakarta: STT Jakarta, Mei 2006. Skripsi – Belum diterbitkan).
Data Buku Judul Pertarungan di Pniel Penulis Cyprian Bitin Berek Penerbit Perkumpulan Komunitas Sastra Dusun Flobamora Cetak I, Maret 2019 Tebal 100 halaman ISBN 978-602-51631-4-2 Pertarungan di Pniel Menjelang subuh dia melenguh “Yakub! Yakub! Sudah kau menang terhadap Allah. Sudah kautaklukkan dirimu ialah ketakutanmu sendiri.” Demikianlah kutipan salah satu bait dalam puisi “Pertarungan di Pniel”, karya Cyprian Bitin Berek. Puisi ini pernah dinominasikan untuk menerima Anugerah Kebudayaan 2006 untuk Media Massa dan Iklan dalam kategori “Puisi Terbaik Media Cetak” dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Sebagai puisi yang dipilih untuk menjadi judul kumpulan puisi ini, secara tertentu, kita dapat melihatnya sebagai sebuah medan magnet pemaknaan, yang daripadanya puisi-puisi lain dapat dicerap dalam skema pemaknaan tertentu. Ulasan ini akan bergerak dari kecenderungan umum puisi-puisi Cyprian yang berkiblat pada tradisi Yahwista sebagai salah satu tradisi yang meredaksikan Pentateukh lima Kitab Taurat dalam tradisi Alkitab Perjanjian Lama. Kecenderungan sastra dan teologi Yahwista yang sangat menekankan relasi personal dan akrab antara manusia dan TUHAN YHWH kiranya dapat dipostulatkan sebagai siasat Cyprian dalam mengelola kondisi psikologis para tokoh Perjanjian Lama yang hadir dalam puisi-puisinya. Selanjutnya, dengan bantuan filsafat Sren Kierkegaard tentang eksistensialisme dan subjektivisme iman, kita akan memeriksa secara umum kecenderungan Cyprian yang menghidupkan pergumulan batin para tokoh dalam puisi-puisinya untuk membangun suatu rekonstruksi narasi sebagai sebuah pergumulan eksistensial berhadapan dengan Tuhan. Tendensi pada Tradisi Yahwista Kumpulan puisi Pertarungan di Pniel merangkum 51 puisi yang bertema biblis. Mayoritas puisi mengacu pada kisah-kisah dalam dunia Perjanjian Lama, terutama Kitab Kejadian Genesis. Sedangkan beberapa lainnya adalah narasi dalam Kitab Keluaran, Imamat, Raja-Raja, hingga kisah Injil dalam dunia Alkitab Perjanjian Baru. Berdasarkan penelitian yang mendalam, para ekseget ahli Alkitab menyimpulkan bahwa sekurang-kurangnya ada empat tradisi yang terlibat dalam penyusunan Pentateukh Kitab Taurat, yakni Yahwista Y, Elohista E, Priester Codex P, dan Deuteronomista D. Masing-masing tradisi ini memiliki kekhasan literer tertentu dalam menyampaikan kisahnya yang menggambarkan relasi manusia dengan Tuhan. Semisal, dalam tradisi Yahwista, cerita-cerita yang dibangun dilukiskan dengan sangat bervariasi dan hangat. Tuhan digambarkan sangat antropormofistis, sehingga terkadang kehadiran Tuhan dikisahkan begitu personal dan terlibat langsung dalam pengalaman konkret manusia. Tradisi ini juga disebut Yahwista karena merujuk pada penamaan Tuhan yang disapa “YHWH”. Selain itu, ada juga tradisi Elohista yang merujuk pada penyapaan Tuhan dengan nama “Elohim”. Tradisi ini memiliki kekhasan literer yang agak pesimistis, dan menggambarkan Tuhan sangat transenden dan berjarak dari kehidupan manusia. Dua tradisi lainnya adalah tradisi Priester Codex atau tradisi Imam dengan corak penceritaan yang kaku, kronologis dan sistematis, serta tradisi Deuteronomista dengan gaya parenetis nasihat. Puisi-puisi Cyprian pada umumnya merupakan puisi yang menghidupkan dirinya dari kisah-kisah dalam Kitab Kejadian. Narasi memang merupakan bentuk sastra yang utama dalam Kitab Kejadian. Hal ini kemudian berdampak pada posisi siasat berpuisi Cyprian yang menggunakan bentuk narasi. Bentuk cerita yang paling banyak terdapat dalam Kejadian adalah saga. Saga berasal dari tradisi lisan yang menggabungkan tradisi dan imajinasi. Saga menjelaskan mengapa sesuatu ada sebagaimana adanya saga etiologis, mengapa sesuatu atau seseorang mempunyai nama tertentu saga etimologis, mengapa suku-suku berhubungan dengan cara tertentu saga etnologis, mengapa tempat-tempat atau tindakan-tindakan tertentu dianggap kudus saga kultis, atau mengapa lokasi tertentu mempunyai ciri khas saga geologis. Dalam Pertarungan di Pniel, mayoritas puisi mengacu pada teks Perjanjian Lama dengan tradisi Yahwista. Beberapa di antaranya, seperti “Jam Terakhir di Eden”, “Adam 1”, dan puisi-puisi lainnya tentang Adam, “Kain 1”, dan puisi-puisi lainnya tentang Kain, “Seusai Pembunuhan 1”, “Seusai Pembunuhan 2”, dan lain-lain. Sangat sedikit jumlah puisi yang merujuk pada tradisi Elohista, seperti puisi “Abraham di Moria” dan tradisi Priester Codex, seperti puisi “Genesis”. Untuk puisi-puisi dari tradisi Elohista dan Priester Codex pun, direkonstruksi oleh Cyprian dengan gaya narasi yang lebih menyerupai tradisi Yahwista. Puisi “Pertarungan di Pniel” adalah salah satu puisi yang mengacu pada teks Kejadian 32 22-33. Dalam terminologi semiotika intertekstualitas Riffatere, teks Kejadian 3222-33 adalah hipogram untuk teks puisi “Pertarungan di Pniel”. Pada umumnya, Cyprian taat pada alur narasi pada teks Alkitab. Namun, ia menyelipkan detail-detail yang memberi suspensi pada narasi puisinya. Berhadapan kami kini./Napas kami memburu./Darah kami membusa./Tak mungkin terus menjadi pengecut.// Bait ke-10 Yang menarik, Cyprian melakukan sebuah intralokasi pemindahan lokasi ke dalam diri terhadap lokasi pertarungan yang terjadi di tepi sungai ke dalam diri Yakub. Cyprian telah melakukan penafsiran baru terhadap teks dengan jalan pembatinan situasi pergumulan Yakub dengan Tuhan. Pertarungan dengan kuasa ilahi yang misterius dan menggetarkan tremendum direfleksikan secara baru sebagai pertarungan dengan diri sendiri. Pada bait terakhir, Cyprian menulis Namun dengan gerak tak terduga/dipelocokannya sendi pahaku, pincang./Tapi sudah kukalahkan ketakutan/juga binatang di dalam hatiku.// Dengan siasat ini, Cyprian tetap mempertahankan refleksi akan kemahakuasaan Allah dengan penyubjekan lawan bertarung Yakub, yakni dirinya sendiri. Cerita ini adalah bentuk saga etimologis, karena nama kota Pniel diasalkan pada pergumulan Yakub dengan Tuhan Ibr. פְּנוּאֵל; Pnuel dapat diartikan dengan “berhadapan muka dengan Tuhan”. Selain itu, juga merujuk pada bentuk saga kultis karena kejadian dipelocokannya sendi paha Yakub kemudian menjadikan bangsa Israel memegang peraturan pantang kultis bahwa mereka tidak boleh makan daging pangkal paha untuk mengenang paha Yakub yang terluka. Pergumulan Eksistensial Seorang filosof eksistensialis religus Sren Kierkegaard merintis pemikiran tentang pergumulan hidup manusia yang menjadikannya khas dan istimewa, terutama dalam kaitannya dengan relasi personal manusia dengan Tuhan. Dalam karyanya Concluding Unscientific Postscript, Kierkegaard berbicara banyak tentang relasi subjektif individu manusia dengan Tuhan. Menurutnya, manusia harus masuk sampai pada tahap iman sebagai subjektivitas. Ia mengkritik pola beragama waktu itu yang abai terhadap dimensi interioritas personal iman manusia dengan Tuhan dalam kebatiniahan inwardness. Dalam skema eksistensialisme Kierkegard ini, puisi-puisi Cyprian dapat dibaca sebagai sebuah permenungan eksistensial berhadapan dengan narasi dalam teks-teks biblis. Cyprian memanfaatkan tokoh dalam Alkitab, seperti Adam, Kain, Yakub, Musa, dan lainnya sebagai tubuh yang memuat refleksi pribadi Cyprian berhadapan dengan pergumulan hidupnya. Jika diperiksa dengan teliti, kita akan menjumpai bagaimana pergumulan itu menjadi hidup dalam puisi-puisinya, khususnya berhadapan dengan negativitas pengalaman hidup. Puisi yang paling kuat mewakili pergumulan eksistensial adalah “Abraham di Moria.” Puisi panjang yang teridiri dari 18 larik ini mengeksplorasi sisi psikologis tokoh Abraham yang tengah bergelut dengan dilema keputusan berat dalam hidup, yakni cintanya pada Ishak dan ketaatannya pada Tuhan. Dalam teks Kejadian 221-19, sebagai hipogram puisi ini, kecemasan tidak hadir sebagai pergolakan batin Abraham berhadapan dengan perintah untuk mengorbankan Ishak. Menurut Kierkegaard, the missing thing dari kisah Abraham adalah kecemasan anxiety Abraham. Justru sisi kecemasan inilah yang dieksplorasi oleh Cyprian. Cypiran menulis Siapakah diriku, Tuhan?/Apabila anakku tunggal Kauminta kembali/adakah kuasaku memahannya?/Bolehkah onggokan kayu/ membantah pematung/yang menjadikannya indah?/Tuhan, inilah mezbah airmataku./Mazbah kasih untuk-Mu.// Puisi-puisi lain pun mengeksplorasi sisi psikologis tokoh Alkitab yang tidak tertulis dalam teks Alkitab, seperti dalam seri puisi tentang tokoh Adam dan Kain, misalnya. Bahkan, puisi tentang kain mencapai 9 puisi, yang diinterpretasi dari pelbagai sisi yang tidak hadir dalam Alkitab. Puisi “Kain 5”, misalnya, menarasikan kisah tentang Kain dan istrinya, atau puisi “Romansa di Luar Eden” yang menarasikan hubungan intim Adam dan Hawa di luar taman Eden pascapengusiran mereka. Secara umum, puisi-puisi Cyprian memang mengeksplorasi pergumulan batin tokoh-tokoh Alkitab berhadapan dengan pengalaman iman mereka. Siasat ini akhirnya menjadikan puisi-puisinya tampak hidup dan akrab dengan pergumulan hidup kita sehari-hari. Puisi yang Sedang Mencari Bentuk “Di tangan Cyprian, sejumlah kisah Alkitab terasa hidup dan mencair kembali. Sungguh menarik bahwa ia memperlakukan teks-teks tua itu sebagai—meminjam sebuah frasa dalam salah satu sajaknya—puisi yang sedang mencari bentuk’,” tulis Joko Pinurbo di komentar sampul. Siasat narasi dan eksplorasi pergumulan batin para tokoh Alkitab menjadi jalan yang mendukung Cyprian untuk mencairkan kisah-kisah yang kaku dan tua. Ia berhasil mendekatkan pergumulan tokoh-tokoh Alkitab ke dalam Lebenswelt dunia kehidupan kita yang akrab. Namun, kekuatan ini seakan meredup dalam beberapa puisi, khususnya dalam puisi-puisi akhir yang diambil dari khazanah Injil. Mungkin pembacaan Cyprian berhadapan dengan kisah Injil terasa lebih halus dan taat pada kisah-kisah Yesus. Pada umumnya, puisi-puisi ini merunut pada alur kisah dalam Injil. Dalam puisi “Yeshua Ha Masiach”, terasa pergumulan eksistensial ditutupi oleh pengakuan iman yang besar pada sosok Almasih. Mungkin saja, hal ini adalah bentuk eksplorasi berpuisi dari Cyprian sendiri, mengingat dari segi usia penulisan, puisi-puisi terakhir ditulis pada tahun yang cukup berjarak dengan puisi-puisi sebelumnya. Membaca puisi-puisi Cyprian memungkinkan kita memasuki panorama kisah-kisah purba dan berjarak dalam Alkitab secara lebih akrab. Dengan merekonstruksi narasi-narasi dalam Alkitab, Cyprian tengah memberikan kepada kita jalan alternatif untuk menikmati pergumulan eksistensial para tokoh Alkitab secara reflektif dan penuh ketegangan psikologis-eksistensial. Kita seakan melihat diri kita sendiri yang tengah bergelut, entah sebagai Adam yang diam di hadapan percakapan Ular dan Hawa, sebagai Kain yang terbeban dosa, atau sebagai Yakub yang mengalami pergolakan batin dalam kesepian yang asali. Author Recent Posts Seorang pegiat sastra di Komunitas Sastra Filokalia Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui-Kupang dan anggota Komunitas Sastra Dusun Flobamora. Pernah diundang dalam Festival Temu Penyair Asia Tenggara 2018 di Kota Padang Panjang. Beberapa puisinya pernah di muat di Pos Kupang, Victory News, Bali Post dan Koran Tempo. Sedang mempersiapkan buku kumpulan puisi yang pertama. Latest posts by Giovanni A L Arum see all Pergumulan Eksistensial dalam Puisi Biblis - 24 August 2019
. 9ugv7tllop.pages.dev/9499ugv7tllop.pages.dev/7329ugv7tllop.pages.dev/9739ugv7tllop.pages.dev/8179ugv7tllop.pages.dev/2369ugv7tllop.pages.dev/3849ugv7tllop.pages.dev/1679ugv7tllop.pages.dev/6359ugv7tllop.pages.dev/4769ugv7tllop.pages.dev/3889ugv7tllop.pages.dev/8549ugv7tllop.pages.dev/7289ugv7tllop.pages.dev/6359ugv7tllop.pages.dev/4959ugv7tllop.pages.dev/850
apakah pergumulan hidup si penulis